Selasa, 17 Juni 2008

Mengembangkan budaya mencatat

A. Latar belakang
Kebiasaan mencatat dikalangan petani, lebih-lebih petani nelayan kecil belum banyak dilakukan bahkan tidak biasa. Semuanya cukup diingat-ingat saja. Kalaupun ada pencatatan, hanya dilakukan kebiasaan mencatat, untuk hal-hal tertentu saja (misalnya kelahiran anak) jarang yang berkaitan dengan usahanya.
Akibatnya sering kali mereka mengalami kesulitan dalam menilai usahanya, apakah menguntungkan ataupun merugikan. Kerugian yang tidak disadari ini disinyalir sebagai penyebab petani sulit meningkatkan kesejahteraan keluargannya.
Maka agar petani mampu memasuki dunia perekonomian yang normal, kebiasaan aatau budaya mencatat harus dikembangkan sejak awal.

B. Tujuan Budaya Mencatat
Memberikan pemahaman bahwa mencata itu penting terutama dibidang usaha sekaligus mendorong agar mencatat menjadi suatu kebutuhan.

C. Langkah-Langkah
  1. Seperti biasanya, terlebih dahulu fasilitator menyampaikan latar belakang dari sessi ini dan tujuan yang ingin dicapai. Waktunya juga disampaikan untuk disepakati.
  2. Tanyakan kepada salah seorang peserta, apa usahanya sekarang. (Mungkin satu usaha, mungkin juga lebih dari satu usaha).
  3. Untuk kemantapan, pertanyaan yang sama diulangi kepada seorang peserta lainnya. Kalau jawabanya lebih dari 1 (satu) usaha, tanyakan mengapa begitu, mengapa tidak satu usaha saja.
  4. Kemudian tanyakan : apa kebaikan atau keuntungannya apabila melakukan usaha lebih dari satu jenis. Jawabanya ditulis dikertas koran. Satukan jawaban yang pengertiannya sama.
  5. Sampaikan kepada peserta, untuk mereka yang akan menambah atau mengembangkan usaha, bahwa pengembangan usaha itu dapat dengan menambah jumlah hasil usaha yang sudah ada (secara vertikal) atau dapat dengan menambah macam/jenis usaha (horizontal).
  6. Jelaskan pengertian dan nama yang lebig baik pengembangan usaha vertical dan pengembangan usaha horizontal.
  7. Tekankan kepada peserta bahwa untuk menjaga bila satu usaha mengalami kerugian atau gagal, maka mempunyai berbagai jenis usaha harus ditempuh oleh petani/kelompok tani. (kaitkan dengan jawaban nomor 2 dan 3 diatas).
  8. Kemudian ajarkan dalam memilih usaha baru, beberapa factor perlu diperhatikan.
  9. Tanyakan jenis usaha yang dipandang layak dilakukan kelompok tani/petani saat ini.
  10. Kelima jenis usaha tersebut harus dianalisa dari aspek non keuangan dan dari aspek keunagan.
  11. Ajaklah peserta menganalisa dari aspek non keuangan
  12. Ajaklah peserta menganalisa setiap usaha tersebut dari aspek keuangan yaitu menghitung perkiraan besarnya keuntungan/rugi setiap usaha
  13. Setelah ke lima jenis usaha telah dianalisa dari aspek keuangan, kemudian tetapkan nomor prioritas dari aspek keuangan
  14. Kemudian tetapkan prioritas usaha
  15. Kemudian pilih jenis usaha yang memiliki angka prioritas romawi yang paling kecil. Apabila terdapat angka prioritas sama, gunakan pertimbangan ”informasi penting” kalau memang harus memilih salah satu jenis usaha tersebut.
  16. Pada akhir akhir penyampaian materu ini, tekankan/mintakan, agar peserta menerapkan dan mengajarkan kepada teman anggota kelompoknya. Sehingga jenis usaha yang nakan dilakukan kelompok hasilnya dapat laku dijual dan menguntungkan.

Tengah

per kiriman, diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor. Ketentuan Pembebasan Bea Masuk dan Tidak Dipungut Pajak Dalam Rangka Impor Barang kiriman dengan nilai pabean paling banyak FOB USD 50,00 (lima puluh US Dollar) untuk setiap orang per kiriman, diberikan pembebasan bea masuk dan tidak